Kesusastraan
dapat diartikan sebagai sebuah tulisan atau sebuah karya yang memiliki arti dan
keindahan tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari kita bukan akrab dengan
kesusastraan melainkan dengan kata “sastra”. Sastra berasal dari bahasa
sansekerta yang artinya “suatu teks yang mengandung instruksi ataupun suatu
pedoman”. Ada beberapa kategori yang dimiliki oleh sastra, diantaranya ada
novel, cerpen, syair, pantun, drama, lukisan/ kaligrafi.
Kesusastraan
sangat penting bagi manusia. Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
manusia diberi akal dan pikiran untuk bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya. Untuk bisa berinteraksi dengan sesama manusia, butuh yang namanya
suatu alat , yaitu bahasa. Dengan menggunakan bahasa, sesama manusia bisa
saling berinteraksi dan bertukar informasi.
Di
dalam sastra, manusia sangat berperan penting dalam membudayakan sebuah bahasa,
dan tidak hanya bahasa saja, tapi sastra lain seperti drama dan teater.
Diperlukan keahlian yang khusus untuk dapat memainkan peran yang baik
menggunakan bahasa yang baik pula. Sastra juga termasuk seni yang bisa
dikembangkan dengan baik oleh manusia yang berkreatif. Tanpa adanya manusia, sastra
pun tidak akan pernah muncul, karena sastra berakar dari kepribadian seorang
manusia itu sendiri.
Kesusastraan
(prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya
saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu.
Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan
mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya.
Untuk
itu memang diperlukan kesiapan apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga
dunia rekaan didalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan.
Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti
kehadiran sastra.
Istilah
prosa banyak padanannya. Terkadang disebut narrative fiction, prose fiction,
atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, istilah tadi sering
diterjemahkan menjadi cerita rekaan yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita
pendek.
Dalam
kesusastraan Indonesia, kita mengenal jenis prosa baru dan prosa lama. Dimana
prosa baru meliputi cerita pendek, novel, biografi, kisah, dan otobiografi, sedangkan
prosa lama meliputi dogeng, hikayat, sejarah, epos, dan cerita pelipur lara.
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua yaitu Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan keduanya. Kedua macam karya
sastra ini selalu menyampaikan masalah. Masalah disampaikan dengan jalan
menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai tempramen,
pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik,
yang dapat terjadi baik dalam diri tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu
dengan tokoh lainnya.
Puisi
termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian
cabang dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui
media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan
kata-katanya.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan figura bahasa, kata-kata yang
ambigu, kata-kata berjiwa, kata-kata konotatif, dan pengulangan.
Adapun nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
- Prosa fiksi memberikan informasi
- Prosa fiksi memberikan warisan kultural
- Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Sebenarnya
masih banyak sekali “sastra” yang dimiliki oleh negara kita, dan setiap
orang memiliki perbedaan kesenangan terhadap karya sastra tergantung pada
pribadi masing-masing.
Jadi,
hubungan sastra, seni dan ilmu budaya dasar memiliki hubungan yang sangat erat
karena budaya itu sendiri tidak luput dari tulisan-tulisan yang dibuat menjadi
sebuah seni yang bernilai budaya. Maka dari itu, sastra, seni dan budaya atau
kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar